Rabu, 06 Juli 2016

MENULIS TEKS DRAMA




1.  Pengertian Drama
Kata   drama  berasal dari bahasa  Yunani draomei  yang  artinya bergerak atau berbuat. Istilah lain untuk drama ialah sandiwara,  tonil, lakon. Sandiwara berasal dari kata sandi yang artinya tersamar, tidak jelas, dan kata wara yang artinya berita.   Jadi, sandiwara adalah berita yang tersamar.  Nonton  sandiwara  berarti  menyaksikan  pertunjukkan yang mengandung  pelajaran yang  disampaikan secara tersamar. Sedangkan  tonil  berasal  dari  bahasa  Belanda  toneel  yang  artinya pertunjukkan. Istilah  lakon  berasal  dari  bahasa Jawa, artinya cerita yang dipagelarkan, yang dipentaskan.
                Drama adalah  karya  sastra yang melukiskan kehidupan dan watak manusia lewat gerak dan dialog di atas pentas.  Di Indonesia pertunjukkan sejenis drama dalam pengertian drama tradisional yang tumbuh di  daerah nusantara sejak dulu kala bermacam-macam, seperti wayang orang, ketoprak, ludurk (Jawa) Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi) randai (Minang), reog Jabar), rangnda (Bali) dan sebagainya.
UNSUR DRAMA :
1.       Alur
Alur disebut juga jalan cerita, dibagi menjadi :
·         alur maju         : cerita bergerak dari Ake B, ke C hingga ke Z.
·         alur mundur    : cerita bergerak menceritakan zaman sekarang menuju ke zaman silam (flashback)
·          alur gabung    : menggabungkan kedua alur di atas
Sedangkan yang dimaksud Plot adalah yang menggerakkan cerita. Hakikatnya plot adalah konflik cerita menjadi berkembang dan bergerak. Pengarang biasanya memperkenalkan plot ini dengan tahapan sebagai berikut :
1).  Pengenalan
2).  Pemunculan masalah
3).  Situasi memuncak
4).  Situasi mencapai klimak
5).  Penyelesaian
2.       Penokohan
Penokohan merupakan penggaran tentang bagaimana sifat, tingkah laku, maupun postur tubuh si tokoh tersebut. Hal itu juga menentukan apakah dia tokoh utama atau tokoh pembantu.
3.       Dialog
Dialog akan menentukan jalan cerita secara utuh (walaupun ada drama yang dipantomimkan). Melalui dialog inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan sebagainya.
4.       Acting
Penulis teks drama harus akrab dengan karakter dan gerak langkah para pelaku yang ditulisnya. Dalam naskah ditulis dalam tanda kurung yang ibarat perintah penulis bagi para aktor untuk berbuat sesuatu dengan akting. Hal ini bersifat terbuka, artinya para aktor / sutradara bebas mengembangkannya sendiri.
5.       Blocking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang lainnya, yang berasal dari istilah bahasa Inggris, blocking. Bloking berguna bagi pemain yang belum bisa bermain dengan mengandalkan suaranya, mimiknya, maupun gerak tubuh lainnya dengan baik di atas panggung. Bloking diperlukan untuk menjaga penampilan yang menjemukan bahkan bagi pemain yang sudah mahir sekalipun.
Beberapa bagian lainnya dari drama, yaitu meliputi :

·         Prolog   : pengantar cerita yang berisi keterangan atau     
                  pendapat pengarang mengenai cerita yang akan
                  disajikan, yang selalu ditempatkan dimuka.
·          Epilog   : berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita, juga
                  bisa berisi pesan-pesan, nasihat atau ucapan terima
                  kasih pengarang, yang selalu ditempatkan di bagian
                  akhir cerita.
·         Solilokui : Pembicara si tokoh terhadap dirinya sendiri
·         Aside     : Pembicaraan yang diucapkan oleh salah seorang
                  tokoh kepada penonton, dimana tokoh lain yang
                  ada di atas pentas tidak tidak mendengar
                  pembicaraan itu
                Untuk memudahkan penulisan naskah drama terutama dalam penyajian cerita, struktur dramatik Aristoteles dapat dijadikan pedoman. Disebut struktur dramatik Aristoteles kiarena struktur ini disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM). Struktur ini termasuk struktur konvensional.
                Bagian-bagian dari struktur dramatik Aristoteles adalah :
1.            Eksposisi, bagian awal atau pembukaan, yang berisi
                pengenalan terhadap tokoh-tokoh, waktu, dan tempat
                kejadian, serta pengenalan terhadapmasalah.
2.            Komplikasi, bagian penggawatan, lanjutan dari eksposisi dan
                peningkatan konflik.
3.            Klimaks, pihak-pihak yang bertentangan berhadapan untuk
                melakukan perhitungan
4.            Resolusi, semua masalah yang ditimbulkan oleh para tokoh
                terpecahkan.
5.            Konkluksi, nasib para tokoh sudah pasti
à mati atau hidup.
MENULIS NASKAH DRAMA
                Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Dengan pengertian lain, naskah drama ditulis dengan maksud untuk dipentaskan. Sebagai seni sastra, drama harus ditulis dengan  memenuhi syarat-syarat kesastraan. Namun karena drama tujuannya untuk dipentaskan, pengarang harus juga memerhatikan persyaratan-persyaratan pementasan saat menulis drama.  Oleh karena itu, dalam naskah drama selain cerita dialog-naratif, terdapat pula petunjuk tentang bagaimana keadaan panggung, petunjuk gerak-gerik pelaku, tata cahaya, dan sebagainya.
Dalam menulis drama, kamu harus memahami unsur-unsur pembentuk sebuah drama. Unsur itu adalah alur, penokohan, latar (ruang dan waktu), dan bahasa (dialog).
1.       Alur
                Alur drama harus tunduk pada pola dasar cerita yang menuntut adanya konflik yang berawal, berkembang, dan kemudian terselesaikan. Konflik adalah terjadinya tarik-menarik antara kepentingan-kepent ingan yang berbeda, yang memungkinkan lakon berkembang dalam suatu gerak alur yang dinamis. Dengan demikian, alur terbentuk menjadi tiga bagian, yaitu pemaparan, konflik, dan penyelesaiannya.
2.            Tokoh
                Tokoh dalam drama memiliki ciri-ciri: nama diri, watak, serta lingkungan sosial yang jelas. Pendeknya, tokoh atau karakter yang baik harus memiliki ciri atau sifat yang tiga dimensional, yaitu memiliki dimensi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Dimensi fiosologis terdiri atas usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, dan ciri-ciri muka; dimensi sosiologis terdiri atas status sosial, pendidikan, kehidupan pribadi, dan pandangan hidup; dan dimensi psikologis meliputi mentalitas dan moralitas, temperamen, dan intelegensi.
3.            Latar
                Latar ruang merupakan pijakan tempat peristiwa terjadi umumnya jelas, menunjang lakuan drama, dan sesuai dengan lingkup cerita. Sedangkan, latar waktu menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi.
4.            Bahasa
                Bahasa dalam drama konvesional harus disesuaikan dengan ragam bahasa yang sesuai dengan lingkungan sosial mereka serta watak mereka. Selain itu, seorang tokoh berkomunikasi dengan tokoh lainnya untuk menyampaikan suatu amanat. Kemudian, di antara mereka diharapkan terjadi dialog yang bermakna yang akan menyebabkan cerita berkembang
                Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan drama? Drama merupakan potret kehidupan yang dipentaskan. Kisah-kisah drama diambil dari kehidupan nyata. Sebagai contoh, peristiwa pertengkaran antara dua petani yang berebut air dikemas sedemikian rupa sehingga enak didengar dan ditonton.
Sebagai remaja, tentunya kamu pernah mengalami atau melihat peristiwa yang sering terjadi di sekitarmu. Peristiwa itu dapat kamu tulis menjadi naskah drama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar