1.
Pengertian Drama
Kata
drama berasal dari bahasa Yunani draomei yang artinya bergerak atau berbuat.
Istilah lain untuk drama ialah sandiwara, tonil,
lakon. Sandiwara berasal dari kata sandi yang artinya tersamar,
tidak jelas, dan kata wara yang artinya berita. Jadi, sandiwara adalah berita yang
tersamar. Nonton sandiwara
berarti menyaksikan pertunjukkan yang mengandung pelajaran yang disampaikan secara tersamar. Sedangkan tonil berasal dari
bahasa Belanda toneel yang
artinya pertunjukkan.
Istilah lakon berasal dari
bahasa Jawa, artinya cerita yang dipagelarkan, yang dipentaskan.
Drama
adalah karya sastra yang melukiskan
kehidupan dan watak manusia
lewat gerak dan dialog di atas pentas. Di Indonesia pertunjukkan
sejenis drama dalam pengertian drama tradisional yang tumbuh di daerah nusantara sejak dulu kala
bermacam-macam, seperti wayang orang, ketoprak, ludurk (Jawa) Tengah dan Jawa
Timur), lenong (Betawi) randai (Minang), reog Jabar), rangnda (Bali) dan
sebagainya.
UNSUR DRAMA :
1.
Alur
Alur disebut juga jalan cerita,
dibagi menjadi :
·
alur maju : cerita bergerak
dari Ake B, ke C hingga ke Z.
·
alur mundur : cerita bergerak
menceritakan zaman sekarang menuju ke zaman silam (flashback)
·
alur gabung : menggabungkan kedua alur di atas
Sedangkan yang dimaksud Plot adalah yang menggerakkan cerita. Hakikatnya plot adalah konflik cerita menjadi berkembang dan bergerak. Pengarang biasanya memperkenalkan plot ini dengan tahapan sebagai berikut :
1). Pengenalan
2). Pemunculan masalah
3). Situasi memuncak
4). Situasi mencapai klimak
5). Penyelesaian
Sedangkan yang dimaksud Plot adalah yang menggerakkan cerita. Hakikatnya plot adalah konflik cerita menjadi berkembang dan bergerak. Pengarang biasanya memperkenalkan plot ini dengan tahapan sebagai berikut :
1). Pengenalan
2). Pemunculan masalah
3). Situasi memuncak
4). Situasi mencapai klimak
5). Penyelesaian
2.
Penokohan
Penokohan merupakan penggaran
tentang bagaimana sifat, tingkah laku, maupun postur tubuh si tokoh tersebut.
Hal itu juga menentukan apakah dia tokoh utama atau tokoh pembantu.
3.
Dialog
Dialog akan menentukan jalan
cerita secara utuh (walaupun ada drama yang dipantomimkan). Melalui dialog
inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan sebagainya.
4.
Acting
Penulis teks drama harus akrab dengan
karakter dan gerak langkah para pelaku yang ditulisnya. Dalam naskah ditulis
dalam tanda kurung yang ibarat perintah penulis bagi para aktor untuk berbuat
sesuatu dengan akting. Hal ini bersifat terbuka, artinya para aktor / sutradara
bebas mengembangkannya sendiri.
5.
Blocking
Bloking adalah aturan berpindah
tempat dari tempat satu ke tempat yang lainnya, yang berasal dari istilah
bahasa Inggris, blocking. Bloking berguna bagi pemain yang belum bisa bermain
dengan mengandalkan suaranya, mimiknya, maupun gerak tubuh lainnya dengan baik
di atas panggung. Bloking diperlukan untuk menjaga penampilan yang menjemukan
bahkan bagi pemain yang sudah mahir sekalipun.
Beberapa bagian lainnya dari
drama, yaitu meliputi :
·
Prolog : pengantar cerita yang
berisi keterangan atau
pendapat pengarang mengenai cerita yang akan
disajikan, yang selalu ditempatkan dimuka.
pendapat pengarang mengenai cerita yang akan
disajikan, yang selalu ditempatkan dimuka.
·
Epilog : berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita, juga
bisa berisi pesan-pesan, nasihat atau ucapan terima
kasih pengarang, yang selalu ditempatkan di bagian
akhir cerita.
bisa berisi pesan-pesan, nasihat atau ucapan terima
kasih pengarang, yang selalu ditempatkan di bagian
akhir cerita.
·
Solilokui : Pembicara si tokoh terhadap dirinya sendiri
·
Aside : Pembicaraan yang
diucapkan oleh salah seorang
tokoh kepada penonton, dimana tokoh lain yang
ada di atas pentas tidak tidak mendengar
pembicaraan itu
tokoh kepada penonton, dimana tokoh lain yang
ada di atas pentas tidak tidak mendengar
pembicaraan itu
Untuk
memudahkan penulisan naskah drama terutama dalam penyajian cerita, struktur
dramatik Aristoteles dapat dijadikan pedoman. Disebut struktur dramatik
Aristoteles kiarena struktur ini disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM).
Struktur ini termasuk struktur konvensional.
Bagian-bagian dari struktur dramatik Aristoteles adalah :
1. Eksposisi, bagian awal atau pembukaan, yang berisi
pengenalan terhadap tokoh-tokoh, waktu, dan tempat
kejadian, serta pengenalan terhadapmasalah.
2. Komplikasi, bagian penggawatan, lanjutan dari eksposisi dan
peningkatan konflik.
3. Klimaks, pihak-pihak yang bertentangan berhadapan untuk
melakukan perhitungan
4. Resolusi, semua masalah yang ditimbulkan oleh para tokoh
terpecahkan.
5. Konkluksi, nasib para tokoh sudah pasti à mati atau hidup.
Bagian-bagian dari struktur dramatik Aristoteles adalah :
1. Eksposisi, bagian awal atau pembukaan, yang berisi
pengenalan terhadap tokoh-tokoh, waktu, dan tempat
kejadian, serta pengenalan terhadapmasalah.
2. Komplikasi, bagian penggawatan, lanjutan dari eksposisi dan
peningkatan konflik.
3. Klimaks, pihak-pihak yang bertentangan berhadapan untuk
melakukan perhitungan
4. Resolusi, semua masalah yang ditimbulkan oleh para tokoh
terpecahkan.
5. Konkluksi, nasib para tokoh sudah pasti à mati atau hidup.
MENULIS
NASKAH DRAMA
Drama
adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak
manusia dengan action dan perilaku. Dengan pengertian lain, naskah drama
ditulis dengan maksud untuk dipentaskan. Sebagai seni sastra, drama harus
ditulis dengan memenuhi syarat-syarat
kesastraan. Namun karena drama tujuannya untuk dipentaskan, pengarang harus
juga memerhatikan persyaratan-persyaratan pementasan saat menulis drama. Oleh karena itu, dalam naskah drama selain
cerita dialog-naratif, terdapat pula petunjuk tentang bagaimana keadaan
panggung, petunjuk gerak-gerik pelaku, tata cahaya, dan sebagainya.
Dalam menulis drama, kamu harus
memahami unsur-unsur pembentuk sebuah drama. Unsur itu adalah alur, penokohan,
latar (ruang dan waktu), dan bahasa (dialog).
1.
Alur
Alur
drama harus tunduk pada pola dasar cerita yang menuntut adanya konflik yang
berawal, berkembang, dan kemudian terselesaikan. Konflik adalah terjadinya
tarik-menarik antara kepentingan-kepent ingan yang berbeda, yang memungkinkan
lakon berkembang dalam suatu gerak alur yang dinamis. Dengan demikian, alur
terbentuk menjadi tiga bagian, yaitu pemaparan, konflik, dan penyelesaiannya.
2. Tokoh
Tokoh
dalam drama memiliki ciri-ciri: nama diri, watak, serta lingkungan sosial yang
jelas. Pendeknya, tokoh atau karakter yang baik harus memiliki ciri atau sifat
yang tiga dimensional, yaitu memiliki dimensi fisiologis, sosiologis, dan
psikologis. Dimensi fiosologis terdiri atas usia, jenis kelamin, keadaan tubuh,
dan ciri-ciri muka; dimensi sosiologis terdiri atas status sosial, pendidikan,
kehidupan pribadi, dan pandangan hidup; dan dimensi psikologis meliputi
mentalitas dan moralitas, temperamen, dan intelegensi.
3. Latar
Latar
ruang merupakan pijakan tempat peristiwa terjadi umumnya jelas, menunjang
lakuan drama, dan sesuai dengan lingkup cerita. Sedangkan, latar waktu
menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi.
4. Bahasa
Bahasa
dalam drama konvesional harus disesuaikan dengan ragam bahasa yang sesuai
dengan lingkungan sosial mereka serta watak mereka. Selain itu, seorang tokoh
berkomunikasi dengan tokoh lainnya untuk menyampaikan suatu amanat. Kemudian,
di antara mereka diharapkan terjadi dialog yang bermakna yang akan menyebabkan
cerita berkembang
Tahukah
kamu apa yang dimaksud dengan drama? Drama merupakan potret kehidupan yang
dipentaskan. Kisah-kisah drama diambil dari kehidupan nyata. Sebagai contoh,
peristiwa pertengkaran antara dua petani yang berebut air dikemas sedemikian
rupa sehingga enak didengar dan ditonton.
Sebagai remaja, tentunya kamu pernah mengalami atau melihat peristiwa yang sering terjadi di sekitarmu. Peristiwa itu dapat kamu tulis menjadi naskah drama.
Sebagai remaja, tentunya kamu pernah mengalami atau melihat peristiwa yang sering terjadi di sekitarmu. Peristiwa itu dapat kamu tulis menjadi naskah drama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar